Sejarah Persatuan Islam

Ringkasan Sejarah

Jamiyyah Persatuan Islam (PERSIS) lahir di Bandung (1923) dari sebuah study club yang tumbuh menjadi ormas pembaru, mengusung gagasan “kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah” serta pembersihan takhayul/khurafat/bid’ah. Sejak awal, PERSIS menguatkan pendidikan modern dan dakwah argumentatif, memperoleh pengesahan badan hukum (1939), melewati masa penjajahan, lalu bangkit meneguhkan khittah tarbiyah dan dakwah hingga memasuki abad keduanya.

192312 September — Bandung

Pendirian PERSIS dari Study Club menjadi Ormas

PERSIS lahir dari forum kajian keagamaan yang berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan untuk memperluas diskursus keagamaan. Didirikan oleh K.H.M. Zamzam dan K.H.M. Yunus dengan dukungan saudagar Palembang—start gerakan tajdid di Hindia Belanda.

1920-anGagasan

Slogan Tajdid: Kembali ke Al-Qur’an & Sunnah

Menjawab kemunduran umat (ilmu, ekonomi, politik) dan pengaruh kolonial, PERSIS menggemakan pemurnian akidah dan ibadah—membersihkan praktik takhayul, khurafat, dan bid’ah—seraya membangun tradisi intelektual kritis.

1929Media & Advokasi

Komite Pembela Islam & Majalah Pembela Islam

Untuk merespons kritik dan memperkuat dakwah argumentatif, PERSIS membentuk Komite Pembela Islam serta menerbitkan majalah Pembela Islam—menjadi medan polemik ide dan rujukan publik.

1932Pendidikan

Jejaring Sekolah Modern Berbasis Islam

PERSIS mendirikan sekolah-sekolah dari anak usia dini sampai menengah untuk memajukan literasi, sains, dan karakter Islam modern; menjadi lokomotif perubahan sosial berbasis pendidikan.

1934Organisasi

Transformasi ke Ormas Terstruktur

Dari studieclub menjadi organisasi massa dengan tata kelola yang lebih rapi, memperkuat jejaring dakwah, kaderisasi, dan posisi PERSIS di ruang publik.

1936Pesantren

Perintisan Model Pesantren Modern di Bandung

Integrasi kurikulum agama dan umum, metodologi modern, dan disiplin ilmu memantik lahirnya rujukan pesantren modern di berbagai wilayah Indonesia.

1939Legalitas

Pengesahan Badan Hukum (A 43/30/20)

Direc­teur Van Justitie mengesahkan PERSIS (24 Agustus), memberi legitimasi yuridis bagi gerakan dakwah, pendidikan, dan sosial.

1939Kepemimpinan

Mohammad Natsir Menjadi Ketua PB

Penyempurnaan AD/ART dan penguatan mesin organisasi dilakukan menjelang masa sulit pendudukan. Tradisi intelektual dan publikasi terus dijaga.

1942Pendudukan

PERSIS Dibubarkan oleh Tentara Jepang

Aktivitas organisasi jeda; kader berkiprah di sektor pendidikan dan pemerintahan lokal. Momentum ini menjadi jeda sebelum reorganisasi pascakemerdekaan.

1948Reorganisasi

Kebangkitan Kembali PERSIS Pasca Pendudukan

Di bawah M. Isa Anshari, struktur ditata ulang, orientasi perjuangan dipertegas, serta jejaring politik dan dakwah diperkuat untuk menjawab tantangan awal republik.

1950Konstitusi

Mosi Integral & Kembali ke NKRI

Gagasan Natsir memulihkan bentuk negara menjadi NKRI. Spirit persatuan dan tradisi dialektika PERSIS memberi warna penting bagi konsolidasi negara baru.

1953Gerakan

Front Anti Komunis (FAK) Dideklarasikan

Sikap antikomunisme ditegaskan. Kantor PERSIS menjadi simpul perlawanan ideologis sekaligus pusat mobilisasi wacana politik berbasis iman.

1957Grand Design

“Manifest Perdjuangan Persatuan Islam”

Dokumen konseptual yang memandu arah perjuangan Jamiyyah; mengikat kerja dakwah, politik, dan sosial dalam kerangka strategis yang terpadu.

1968Khittah

Terbit “Tafsir Qanun Asasi Persatuan Islam”

Menegaskan visi tarbiyah dan dakwah; memperjelas garis organisasi serta metodologi pembinaan kader dan layanan keumatan.

1983–1997Revitalisasi

“Mandiri Tanpa Mengisolir Diri”

Era A. Latief Muchtar: perluasan cabang dan anggota, pendekatan dakwah persuasif-edukatif, serta keterhubungan dengan kampus-kampus dan dunia internasional.

2001Perguruan Tinggi

Berdirinya STAI PERSIS Garut

Wadah pembentukan kader intelektual PERSIS; penguatan riset, bahasa Arab, dan tradisi keilmuan untuk menjawab kebutuhan umat kontemporer.

2008Apresiasi Negara

Natsir Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Melalui Keppres 084/TK/2008 (7 November), kontribusi Natsir bagi persatuan dan negara diakui secara resmi; teladan kepemimpinan dan integritas bagi generasi berikutnya.

2010–2015Transformasi

Ekspansi Luar Jawa & Pemanfaatan Teknologi

Pembentukan PW/PD baru, penguatan unit usaha Jamiyyah, dan diplomasi internasional; dakwah memanfaatkan TI serta konsolidasi organisasi lintas wilayah.

2015–2022Penguatan Organisasi

Markaz Dakwah PW & Akselerasi Pesantren

Penekanan pada kualitas dakwah, peningkatan fasilitas pendidikan, dan pencetakan kader dai; karya tulis keilmuan berkembang sangat pesat.

2022Muktamar XVI — Bandung

Amanah Transformasi Dakwah Abad Kedua

Terpilihnya Dr. H. Jeje Zaenudin menegaskan fokus implementasi Al-Qur’an & Sunnah dalam pendidikan, organisasi, ekonomi, politik, dan sosial agar manfaat PERSIS kian terasa luas.

Ketua Umum dari Masa ke Masa

Klik Tombol Buku untuk membuka biografi lengkap.

Kiagus H. Mohamad Zamzam
Kiagus H. Mohamad Zamzam
Ketua Umum • 1923–1939
Mohammad Natsir
Mohammad Natsir
Ketua Umum • 1939–1942
Mohamad Isa Anshari
Mohamad Isa Anshari
Ketua Umum • 1948–1960
KH. E. Abdurrahman
KH. E. Abdurrahman
Ketua Umum • 1962–1983
KH. Abdul Latief Muchtar
KH. Abdul Latief Muchtar
Ketua Umum • 1983–1997
KH. Shiddiq Amien
KH. Shiddiq Amien
Ketua Umum • 1997–2009
Prof. Dr. H. Maman Abdurrahman
Prof. Dr. H. Maman Abdurrahman
Ketua Umum • 2010–2015
KH. Aceng Zakaria
KH. Aceng Zakaria
Ketua Umum • 2015–2022
Dr. H. Jeje Zaenudin
Dr. H. Jeje Zaenudin
Ketua Umum • 2022–2027